BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Jumat, 27 November 2009

Untuk Yang Terkasih



Kasih....

Mungkin saat ini kau belum percaya sepenuhnya akan rasa yang tumbuh di hati.

Mungkin kau masih befikir jika rasa yang tumbuh ini hanya lah kuncup bunga yang akan segera layu..

Atau mungkin kau juga meragukan rasa ini karena aku... karena semua sikap ku saat bersamam mu..

Kasih...

Aku bukan mereka.. yang bisa bicara Cinta di depan yang terkasih..

Aku bukan mereka yang pandai membuat syair Cinta untuk yang terdamba..

Dan aku bukan mereka yang bisa selalu ada dimana kau berada...

Kasih

Aku adalah aku yang memang tak sempurna..

Tapi aku pun tak pernah mencoba untuk menjadi sesempurna mereka...

Aku akan menyayangi mu dengan caraku yang berbeda...

Tak seperti mereka..

Aku belum mengerti bagaimana mencinta....

Kasih....

Ketika ku coba terlelap di penghujung malam..

Ketika yang lain tengah terbuai bunga tidur...

Aku masih tetap mengenang mu...

Inikah rindu...

Rindu yang bagi sebagian lagi sangat indah...

Tapi bagi ku Rindu ini terasa berat...

Karena...

Rindu ini membuat aku semakin mendamba hari hari bersama mu...

Hari hari disaat kita merangkai canda bersama..

Hari dimana kau disisiku...

Dan ku di sisimu..

Hari diman kita tak terpisah oleh ruang dan waktu....

Hari dimana aku belum sadari rasa ini...

Kasih..

Aku hanya ingin kau mengerti..

Kali ini aku sungguh sungguh mendambamu...

Mendamba mu untuk percaya padaku...

Rasa ini tulus...

Dan... inikah CINTA...?

Inikah Cinta...?

Kasih.. Inikah Cinta...?.....

Loverssssssssss


Akar Kehidupan

Sebuah renungan bagi pribadi yang hampa

Pernahkah terpikir oleh kita betapa banyaknya anugerah yang telah Tuhan berikan untuk kehidupan kita. Pernahkah kita mengingat, begitu banyak kesempatan dan pilihan yang Tuhan berikan kepada kita untuk bisa menjalani hidup lebih baik dari yang pernah kita dapat sebelumnya.. terpikirkan kah oleh kita?. Rasanya tidak bukan...? mungkin sebagian manusia pernah... tapi banyak dari kita hanya bisa mengeluh, mencaci, dan bahkan mengingkari kehidupan yang telah di Suratkan oleh Tuhan.

Hidup itu adalah pilihan. Memang Tuhan telah menciptakan garis takdir kehidupan kita. Tapi itu buaknlah suatu akhir, kitalah yang berperan besar menciptkan takdir Kita Sendiri. Manusia berjalan di muka bumi dengan berbagai Pilihan yang Tuhan ciptakan. Jalan apa yang akan Diambil manusia semuanya tergantung bagaimana kita mengambil keputusan untuk mengambil pilihan yang ada.

Seorang maling tidaklah diTakdirkan menjadi maling, jalan yang telah dia putuskan lah yang membuat dia menjadi seorang maling. Manusia dilahirkan seperti kertas putih yang kosong, bersih tanpa coretan atau tulisan atau apapun yang membuatnya kotor. Kertas kosong itu kan menjadi tempat untuk menuliskan pilihan kita. Akankah menjadi suatu tulisan yang bagus. Atau hanya berakhir di tempat sampah yang kotor. Semua kembali pada diri kita... apa yang harus kita pilih, apa yang harus kita tulis supaya kertas tersebut tidak berakhir di tempat sampah dan menjadi busuk.

Salah jalan. Salah memilih. Apakah Tuhan menciptakan manusia dengan Takdir untuk salah jalan atau salah pilih...?. kalau begitu untuk apa manusia hidup. Untuk menjalani kehidupan yang sudah ada akhirnya. Apakah memang seperti itu. Ketika kita didalam kandungan, lalu kita dilahirkan, kemudian kita tumbuh menjadi manusia dan akhirnya kembali ke liang lahat, semua Prosesnya sudah di tetapkan Tuhan. Jika begitu Berarti Tuhan adalah Sutradara yang tengah memimpin suatu Produksi Film, dengan naskah yang telah ada akhirnya, sedang kita hanya sebagai actor yang menjalani adegan adegan, babak-babak dari naskah yang dipegang Tuhan sebagai Seorang Sutradara tanpa boleh beimprovisasi. Apakah itu esensi takdir bagi manusia...? nah mungkin jika memang begitu keadaanya, kita tak lagi punya pilihan. Kita tak lagi memiliki kesempatan untuk menjalani kehidupan seperti keinginan kita dan berimprovisasi dalam kehidupan kita. Apakah begitu...? coba kita buka mata. Pikiran, hati kita dan berusaha memahami Esensi kehidupan yang telah Tuhan hembuskan dalam raga kita ini. kita lihat lagi apakah memang kehidupan di Dunia ini seperti itu. Semua tergantung kita. Tapi lihat dengan hati, pahami dengan nurani, dan semua akan terlihat. Melihat hidup dengan hati bersih tanpa rasa tidak percaya Akan Keagungan Tuhan akan membuat diri kita dapat melihat jalan jalan dan, pilihan pilihan yang Tuhan berikan supaya kita mendapatkan yang terbaik di Dunia ini. tak usah lah kita menyangsikan keagungan tuhan, Ke Maha Adilan NYA, dan Kebaikan Nya. Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk Kita bukan. Atau pernahkah kita ingat apa yang telah kita berikan untuk Tuhan...? Tuhan saja Memberikan Waktunya untuk menjaga kita dua puluh empat jam sehari. Tujuh hari seminggu, empat minggu sebulan, dua belas bulan setahun. Bayangkan....Tuhan tak Pernah tidur. Tak makan dan lain lain hanya untuk menjaga dan memelihara kita, dan seluruh mahkluk ciptaanya. Sedang kita. Kapan kita selau ingat Tuhan. Kapan Tuhan selalu ada dalam hati kita selama itu. Tuhan mungkin bosan mendengar rengekan kita pada saat kita dalam derita. Hanya saat itu, kebanyakan dari kita ingat Tuhan. Saat kita mendapat anugrah kebahagiaan. Apakah Tuhan yang pertama kali kita Ingat?. Tuhan tak butuh Kita. Kita Yang Benar-Benar Butuh Sentuhan tangan Tuhan.ingat itu Tuhan yang menciptakan kita. Jika tuhan ber-kehendak saat ini juga kita bisa diambilnya. Tapi itu bukan Tuhan. Tuhan Tidak pernah mengenakan selendangnya. Malah manusia yang terlalu berani memakai selendang kesombongan dalam hidupnya.

Hidup ini terlau indah untuk di sia siakan begitu saja...tak mudah bagi kita untuk mengerti Akar kehidupan. Tapi semua itu proses. Dan perjalanan kita di dunia ini belum berakhir. Atau mungkin baru dimulai.

Pernahkah terpikirkan oleh kita...?

Sang Dara Pencinta...

Sang Dara Pencinta, kemana engkau menuntunku?. Kemana aku aku harus mengikutimu, melewati lorong-lorong berbatu, berliku diantara batuan karang?. Itulah satu jalan berselimutkan duri-duri, dan kita berjalan mendaki menuju puncak-puncak pegunungan dan menuruni ngarai tanpa teman.

Aku melekat dalam lambaian kerudungmu dan mengikutimu dari belakang bagai anak kecil yang bergelayutan pada ibunya, melupakan impian-impianku sendiri dan memandang keindahan yang ada padamu. Aku membutakan diriku sendiri terhadap arak-arakkan hantu yang berputar-putar di atas kepalaku, terpesona dengan kekuatan tersembunyi yang ada di ragamu.

Tetaplah di dekatku barang sejenak, dan aku akan memandangi wajahmu. Pandanglah aku sebentar sehingga aku dapat melihat misteri-misteri hatimu, dan dari wajahmu aku mungkin dapat memahami segala yang tersembunyi di dalam jiwamu.

Roh, tunggulah sebentar, sebab aku letih mendaki jalan ini dan jiwaku gemetar terhadap teror perjalanan ini. tunggulah, sebab kita telah mencapai persimpangan jalan, tempat kematian memeluk kehidupan. Aku takkan melangkah lagi, sampai engkau dengan terus terang mengatakan kepada jiwaku tentang kemauan jiwamu, sampai engkau mengungkapkan kepada hatiku cerita kebohongan apa yang terpendam di hatimu.

* * *

Dengarlah Aku, Roh pencinta...

Kemarin aku begitu bebas berteriak-teriak diantara anak-anak sungai dan berenang di langit. Pada malam hari, aku akan duduk di cabang-cabang pohon yang paling tinggi, memandang puri-puri dan istana-istana kota yang berwarna-warni, kota yang di bangun oleh matahari di siang hari dan di hancurkan sebelum malam menjelang.

Tidak, kemarin aku seperti sepenggal pemikiran yang berkelana sendirian melewati dunia Timur dan Barat, bersuka cita dengan hal-hal yang baik dan kebahagian hidup, menyelidiki lebih dalam tentang rahasia-rahasia dan misteri-misteri tersembunyi dari manusia.

Kemarin, aku seperti mimpi yang berjuang di bawah gelap amuk malam yang pekat, melalui celah jendela, aku memasuki bilik-bilik sang perawan yang tertidur, bermain-main dengan emosi mereka. Kemudian aku berdiri di dekat pusar anak-anak muda dan membangkitkan hasrat gairah mereka. Aku ingin duduk dekat kursi para orang tua dan menemukan pikiran-pikiran mereka yang tersembunyi.

Hari ini, para dara pencinta, aku menemuimu dan aku tenggelam oleh ciuman-ciuman tanganmu. Aku bangkit berdiri seperti tahanan yang menyeret rantai-rantainya ke arah yang tidak kuketahui. Aku seperti sedang mabuk, mencari lebih banyak anggur yang telah merenggut kemauanku dan mencium telapak tangan yang telah menamparku

Tetapi berhentilah sebentar, dara-dara pencinta, sudahkah aku mengambil kembali pancainderaku dan mematahkan belenggu-belenggu yang meletihkan kakiku? Sudahkah aku menghancurkan cawan yang berisi racun yang kuminum, yang kurasakan sangat manis?. Apa yang kau kehendaki dariku?. Jalan apa yang harus aku lalui?.

Aku menuntut kebebasanku kembali. Apakah engkau bahagia dengan seorang pendamping yang bebas? “Dapatkah engkau menatap wajah matahari dengan mata terbuka atau memegang bara api dengan tanganmu yang kokoh?”

Aku telah membuka sayapku untuk kedua kalinya. Maukah engkau menjadi pendamping seorang lelaki yang melayang bagai seekor burung rajawali diantara pegunungan, atau seperti seekor singa yang melewati malam-malam yang berbaring dalam kebuasannya?.

Apakah engkau akan bahagia terhadap cinta seorang lelaki yang telah memandang cinta sebagai seorang sahabat, namun tidak membiarkannya menjadi majikannya?.

Akankah gairah hatimu melayani, hati yang terpesona namun tidak mau menyerah, yang membakar namun tidak meleleh?.

Akankah kau temukan kedamaian dengan kasih jiwa yang bergetar di hadapan badai namun tidak hancur, yang bergoncang karena prahara namun tidak runtuh?.

Apakah engkau akan bahagia denganku sebagai pendamping, seorang pendamping yang berusaha untuk tidak menjadi majikan ataupun budak belian?

Kalau demikian, inilah tanganku. Peganglah dengan tanganmu yang suci. Inilah tubuhku, peluklah dengan tanganmu yang lembut, inilah bibirku, ciumlah dengan ciuman yang panjang, dan dalam dekapan kesunyian.

Bye DEDIN .S.H



Tlp . 087 878 807 500

Em@il dedin2009@yahoo.co.id

Alamat JL.Raya Cihurip No 100


CURHATAN CINTA


Menyapamu...

Aku menyapamu dalam mimpi yang mengembun pada subuh yang sebentar kan merekah, cuma sepi dan rasa nyeri yang dibisikkan, menanti matahari, mungkin akan pecah dalam kepala, betapa panasnya bergolak ini benak kepala juga dalam dada, sepertinya telah habis semua kuceritakan, tiada lagi rahasia diriku tegak telanjang di hadapanmu.

* * *

Berapa lagi jeram harus diarungi, berapa lagi gelombang harus dihadapi perahu kecil di tengah badai, terombang ambing jeram curam gelombang bandang, wahai kasih berapa lagi jarak akan sampai padamu ?.

* * *


Kugapai-gapai harapku timbul tenggelam dalam engkau, melindap-lindap cahaya di jauh-jauh pandang. Ah... beri aku seteguk lagi mungkin rasa rindu atau cinta dinihari, agar wajahmu tak lenyap, agar harapku tak lumat, agar lebur diriku dalam cahaya tatapmu.

* * *

Sebagai deras hujan beterjunan membasah tubuhku. Airmata di mana tarianku tak juga usai, seperti kucari engkau seperti kurindu engkau, tapi kau adalah jarak begitu panjang dan berliku rahasia tak henti.

* * *

Di mana engkau, di mana engkau?. O... yang dirindu waktu demi waktu dicari wajahmu di alir-alir darah, detak nadi denyut jantung tak kujumpa engkau ?. O... yang dirindu bibir gemetar melafazkan nama, di mana engkau?. O... kekasih diri hingga mati tak berhenti tercari.

* * *

Berlarilah....berlari dari pasti dengan ragu menggoyahkan kaki kaki langit, hati berderak derak setumbang tumbangnya, jatuh merapuh lapuk. Merontalah..meronta dari tindas paksa melilit tubuh tangan kaki, melepas tandas melunas tuntas segala ingin diri hingga sampai pada tepi, Memuaralah airmata...memuara cinta, memuara rindu, memuara tawa, memuara cemas ke samudera asal, mula waktu segala waktu, segala awal akhir diri, hingga tumpas segala nyeri.

* * *

O... pecinta menarilah...Menari berputar-putar dengan gemulai keindahan cinta yang berputar dalam atom, yang berputar dalam masjidil haram. Seperti bumi berputar, seperti planet berputar, seperti galaksi berputar dan alam semesta berputar dalam cinta.

* * *

Dedin



Entah.

Saat pertama rasa ini tumbuh..

Aku sempat tak’ yakin ini nyata...

Semuanya tumbuh tanpa kurasa..

Semuanya tumbuh.. perlahan sangat perlahan...

Lalu saat ku tersadar aku mulai merindukan mu

Sungguh sampai saat ini aku tak bisa lukiskan kata hatiku.

Semuanya hanya tumbuh dan mekar dalam ruang hati yang paling dalam.

Dan aku pun tak menduga rasa ini tumbuh semakin besar dan dalam.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya...

Semuanya... terjadi di luar kuasa ku

Pernah ku menganggap ini bagian dari mimpi

Bagian dari mimpi yang terbawa hingga aku terjaga..

Dan saat ku yakin rasa ini bukan bagian itu...

Aku tergetar... dan hilang semua akal ku

Akhirnya tak bisa lagi aku mengelak...

Mengelak dari Rasa yang sekarang terasa indah..

Mewarnai hidupku..

Melengkapi hari ku..

Disaat setiap senyum mu, tawa mu dan manja mu jadi bagian mimpi ku











Love Biography dedin


Kamu percaya gak sama cinta pada pandangan pertama... klo aku sih enggak. Karena menurut aku cinta itu gak. Datang pada pandangan atau pertemuan yang pertama, tapi cinta datang karena jiwa kita dan "dia" sering berbicara satu sama lain, dan itu perlu waktu... baik cepat atau lambat. Tapi bukan pada pertemuan yang pertama. Itulah prinsip tentang Cinta yang aku pegang kuat kuat selama ini. Sebelum hari itu datang, hari diman aku lebih mengakui kebesaran cinta, kekuatan cinta dan keistimewaan cinta yang Tuhan hadirkan dalam jiwa setiap manusia.
Saat itu hari pertama aku menginjakan kakiku di SMA, setelah tiga tahun menghabiskan masa masa SMP ku dengan kehidupan yang jauh dari menarik. Tak ada yang Istimewa awalnya. Sampai aku masuki ruang kelas ku. Di situlah semua bermulai. Hari baru, teman baru, dan sebuah awal bagi perjalanan ku.
" perkenalkan nama saya andriy , semoga teman teman dapat menjadi teman bagi saya". Gila kan.. yah aku mengawali perkenalanku di depan kelas baru, sekolah baru dan dunia baruku dengan semua kegilaan yang aku punya. Memang sejak SMP, aku terkenal dengan kegilaan kegilaaan ku. Tapi pada dasarnya semua itu aku lakukan untuk dapat masuk dengan semua lingkungan pergaulan yang berbeda beda, dengan mudah. "im not the man who sold the world i think..?". kemudian aku duduk kembali di tempat duduku. Lalu... majulah dia...bidadari yang terselimuti kesederhanaan, dan keluguaan, tapi tetap memancarkan kecantikan peribadinya. Suaranya, senyumnya, geraknya, dan sorot matanya yang lembut sempat buat aku terpana. Sampai sampai sapaan teman baru yang aku kenal beberapa saat yang lalu pun nyaris tak kudengar.
'driy...hallo.." aku pun tersadar dari semua keterpaanaan ku.
"yah... ups sorry lagi ga konsen nih." Haaahh... baru kali ini aku terpesona oleh s3eorang gadis sampai seperti ini... gila...
" Driiy... masih disini kan..?' tanya nurul lagi padaku.
"ooow.. pasti, ada apa sih...? "aneh aku masih terpesona dan enggan untuk melepas pandanganku dari nya, mendengar setiap kata yang keluar dari tubuhnya, mengamati tingkah laku nya yang "lucu" dan aku semakin mengagumi senyunya yang indah. masih aneh bagi ku... untuk mengakui ketakjubanku saat itu. "driy... lu daRi SMP mana..?" pertanyaan nurul kembali buatku lagi lagi terjaga.." ow itu.. aku dari salah satu Smp disini gak penting lah... lagian Smp ku ga terkenal, nur juga ga akan tau.."
Nur pun tersenyum mendengar jawabanku, entah karena dia ngerti atau karena jawaban ku terlalu dingin, dan terkesan menutupi asal sekolahku dulu. Biar lah tapi kini ada rasa aneh dalam hatiku. Aneh seperti...dingin.
Yah... "dingin ' tiba tiba saja aku meraa begitu dingin disini. Yang ada hanya aku... dan seluruh perhatianku tertuju pada dia. Dia yang kini telah kembali duduk di tempatnya. dan Oh god dia menatap ku dan oh... dia tersenyum.. aku dapatkan senyumny hanya untuk ku.. untuk ku seorang....
Dingin.... aku merasa semakin Dingin..
"teeeeeeeeet.....Teeeeeeeeeet" suara bel listrik terdengar begitu nyaring... dan ow hari ini, disini telah berakhir. Ga terasa, sumpah ga terasa. Bahkan aku ga tau apa yang terjadi selama disini.. yang aku ingat. Bahwa hari ini aku terpesona pada seorang gadis pada pandangan pertama. Itu saja. Dan aku pun bergegas meninggalkan ruang kelas, tentu saja dengan tatapan mata yang tak mau lepas dari dia...
" driiy.. aku duluan yah..." nur lagi, lagi dan lagi. Kembali mengagetkan ku.
"otreh.. seeep ce u tomorrow yah.." aku mngacungkan ibu jariku seakan meminta persetujuan nya..
"oke.... dah..' nur pun segera hilang dari pandanganku seiring dengan semakin riuhnya sekolah siang itu. Tapi mana dia oh gosh dia pun menghilang, padahal ga ada satu menit aku lepaskan pandangan ku.... tapi-tapi kenapa aku terobses begini...??
" hey guys.. ini baru satu hari..besok masih bisa ketemu..kan...?" bener juga apa yang nuraniku ucapkan. Hah masih ada hari ini dan lusa. Betul.
Aku pun segera lemparkan kakiku menuju gerbang. Namun di hati ini tetap berharap, mungkin sebelum pulang ke rumah mata ini masih sempat untuk tetap menatapnya.
Dan benar itu dia, yah itu dia. Diseberang jalan... masih dengan senyumnya yang sama... itu dia... dia pun melambai kearahku.. benarkah lambaian itu buatku..atau ada temen dia yang ain disekitar ku. Ah... aku pun menegok kiri kanan untuk memastikan belum ada yang membalas lambaian dia. Dan benar belum ada. Jadi lambaian itu untukku...
"aku duluan yah... daaaah.." dalam samar aku masih sempat mendengar suaranya, di sela lambaiannya. Aku pun tak ragu lagi untuk membalas lambaian tangan nya.. dan dia tersenyum.. tersenyum.. lagi lagi. Hanya untuk ku. "what a daaaaaaaaaaaaaaaayy...' sungguh hari yang aneh bagi ku. Sebenernya aku berharap hari ini tak kan segera berakhir. Tak berakhir secepat hari- hari biasanya. But there is the day after tomorrow. And aku akan menugggu kejutan kejutan di hari hari beriktnya.

2...

Hari pun berganti, dan tak terasa ini dua bulan terakhir aku di kelas ini. Yup dua bulan lagi kenaikan kelas, dan selama itu gak ada kejutan besar tentangaku dan lusi. Lusi namanya. Gadis yang sanggup luluh kan hatiku pada tatapan pertama. Semua baik.Semakin hari aku semakin dekat dengan dia. Tapi itulah aku. Manusia bodoh yang bermental pecundang. Ga ada satu langkah pun yang coba aku ambil untuk meraih hatinya, mungkin beginilah sifatku. Aku merasa Cinta akan tumbuh dengan indah, saat semuanya dilandasi kejujuran. Aku memang tidak pandai untuk bersandiwara. Apalagi kalau urusan love kaya begini. Yang ada malah jujur... dan nervous se jadi-jadinya saat aku coba untuk ungkapkan perasaaanku padanya. Yah sudah memamng nasibku kali untuk menjalani kehidupan seperti ini.
'driiy.... gimana kabaret kita.."
'mmhhh.. gimana maksoed lo" tanya ku pada rio salah satu teman ku. Yah memanag dua bulan lagi kami harus mementaskan pertunjukan seni apa pun itu, untuk mendapatkan nilai di mata pelajaran kesenian.
' yah elo... siap ga kita.' Rio bertanya lagi. Tapi kali ini dengan mimik muka yang lebih serius.
'iyah ndriiy... kapan nih kita mulai latihan..." tiba tiba teman aldi, teman ku yang lain bertanya padaku.
' lah... klo aku sih siap aja... aku tinggal nunggu naskah cerita.. rio sama anka kan yang buat..?'
' hehe iyah gw yang buat... tapi udah jadi ko... tinggal casting aja..." rio tertawa kcil setelah mberi penjelasan..
' seep lah klo begituh mah... ' aldi angkat bicara lagi.. kemudian mereka sibuk kembali dengan aktivitas masing masing. Dan aku lagi lagi hanya coba pandangi lusi yang tengah asik ngobrol di salah satu sudut ruang kelas bersama yang lain. Damed .... aku semakin sadar klo aku jatuh cinta sama gadis itu. Cinta yang kini tumbuh dengan perlahan walau tak pernah aku coba untuk menyirami nya..
' andri...y. ngelamuan aja nih apa sih yang dipikirin.." tanpa sadar Lusi sudah duduk didekat ku dan matanya menatap leka-lekat mataku seakan mencoba melihat isi hatiku.
'mhh ga ko cuma lagi pengen ngelamuan aja' jawab ku singkat.
"oh.. kirain ada yang dilamunin.."
'sebenernya sih..ada" jawabku lagi. mungkin ini saat yang tepat untuk ungkapkan perasaaan ku. Aku sudah tak tahan lagi ingin coba untuk mencurah kan rasa yang ada di dalam hatiku ini..
' mhhh lus..." damn... segitu susahkah untuk bilang i love you...
'apa ndriy..." tanya lusi... gila.. tatap matanya seakan bertanya pada hati ku yang paling dalam... dan itu buat ku semakin .... huah... i've got one thousand ton preasure in my shoulder.
"lus.... kamu tau gak obat sait kepala yang ga bikin kantu, aku aga pusing nih. Tapi kita kan hari ini harus ngeberesin kabaret..."
' oh kiraiin apa ' tersirat nada kecewa terpancar dari mata lusi saat itu
' mhhh apa yang lusi gak tau, kan lusi bukan dokter emang biasanya andriy minum obat apa..? " lusi meneruskan ucapannya setelah diam untuk beberapa saat.
"ohh... ah tapi ga jadi masalah.... cuma pusing sedikit kok... kita ke atas yu.. mungkin yang laen dah nuggu .."
aku pun kemudian bangkit dari duduk ku dan segera menggengam tangan lusi.. ( tanpa kusadari ) kemudian kami berjalan bersama menemui teman yang rupanya memang menunggu kami...



Bersambung.....

COMMNET yha